Istri Shalihah menyenangkan suami

Istri Shalihah menyenangkan suami

Salah satu karakter istri salihah adalah “menyenangkan apabila dipandang”, sebagaimana telah disabdakan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam :

“ Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya .” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini
shahih di atas syarat Muslim .”)

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memaknai sifat ini, bahwa subyek dan obyeknya adalah pasangan suami istri. Jadi harus dibaca dan dipahami seperti ini :

"istri yang menyenangkan suami ketika dipandang suami".

Bukan seorang istri yang menyenangkan lelaki lain saat dipandang oleh lelaki lain. Bukan pula istri yang menyenangkan orang banyak saat dilihat oleh orang banyak.

Shalihahnya seorang istri salah satunya diukur dari sejauh mana mampu menyenangkan suami ketika suami memandangnya, baik ketika di dalam rumah maupun ketika di luar rumah.

"Menyenangkan suami" menjadi ukuran utama bagi para istri dalam mematut diri, baik di rumah maupun di luar rumah. Tentu saja jauh sebelum itu sudah ada batasan yang menjadi fondasi kehidupan semua insan beriman, yaitu bahwa semua harus taat kepada aturan agama. Artinya, sejauh tidak melanggar hukum agama dan kepatutan sosial, tindakan untuk menyenangkan suami tentu diperbolehkan. Bukan saja boleh, namun hal ini menjadi tuntutan sikap bagi para istri shalihah.


Yang dilarang adalah, ketika suami menghendaki istri untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dirinya, namun hal itu melanggar hukum agama. Tentu hukum agama harus dimenangkan di atas kemauan suami.

Sebagai contoh, suami senang ketika istrinya tampil seksi dengan pakaian mini saat bepergian keluar rumah. Ini bukan saja tidak sesuai dengan ajaran agama, namun juga tidak sesuai dengan kepatutan sosial. Fondasi agama ini mengatur suami dan istri, sehingga kesenangan suami tetap dalam koridor yang
dibenarkan ajaran agama, dan kepatuhan istri tetap dalam koridor yang dibenarkan agama.

Sudahkah anda menjadi istri yang menyenangkan suami?

Kutipan artikel Cahyadi Takariawan 

Tag : Renungan
0 Komentar untuk "Istri Shalihah menyenangkan suami"
Back To Top